Leave Your Comfort Zone?

Leave, Explore, Expand and Exploit

“Leave your comfort zone” or “expand your comfort zone” ?

Banyak kalangan motivator mendorong kita untuk keluar dari comfort zone, meninggalkan kondisi stagnan, monoton dan flat, karena konon untuk berkembang, kita harus terbuka pada hal-hal baru, mencoba sesuatu yang berbeda, dan berani untuk “unlearn and relearn”.

Air yang menggenang itu bisa menimbulkan penyakit, sedangkan air yang mengalir itu lebih memberi manfaat.

Maka kemudian diperintahkanlah kita untuk mau bergerak keluar dari zona nyaman. Meninggalkan segala hal yang bisa membuat kita lupa untuk menemukan hal-hal baru.

Tetapi jika sudah “nyaman” kenapa harus ditinggalkan? Bukankah kenyamanan adalah situasi yang diharapkan semua orang? Duduk tenang di sudut cafee bersama bestie, menikmati kopsuguren sambil menatapi senja dan self reward agar terjaga “mental life health” adalah dambaan anak Jaksel?  saat kita merasa nyaman, hati jadi senang dan pikiran pun jadi tenang.

Lalu muncul satu alternatif jalan tengah. Kita tidak perlu meninggalkan zona nyaman yang sudah kita rasakan. Kita hanya perlu memperluasnya dengan melakukan ekspansi dan memasukkan hal-hal baru ke dalam ruang nyaman kita. Apa yang sudah ada di genggaman tidak kemudian dilepaskan, namun dikelola dan dimanfaatkan untuk dapat membuka ruang dan akses pada hal-hal baru.

Jadi, mana yang lebih pas? Leave or expand? ☺️ Yang jelas ini bukan soal mobil Expander atau Livina ya… 🙂

Apapun pilihannya, tentu tujuannya adalah bagaimana kita sebagai living organism terus bisa tumbuh dan berkembang seperti pula pada tulisan soal tumbuh ke samping dan ke atas.

Tetap semangat!

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.